Aku tersadar dalam lamunan yang mengawang
Ketika tetesan lilin mulai melirih di tanganku
Tak sempat ku menghindar, lilin itu terjatuh dari genggamanku
Hancur, berantakan hingga akhirnya patah.
Hari ini tak ada yang istimewa untukku, selain menahan kerinduan yang tersirat. Apakah benar rindu yang kurasa, atau ini hanyalah lintasan hasratku saja? Entahlah…episode kehidupan ini tak pernah bisa kutebak, meski tak semuanya misteri, dan aku hanya perlu meyakini saja akan apa yang akan Tuhan berikan untukku.
Dalam sepi aku merasa, dalam keramaian pun aku merasa. Semua itu selalu datang dan pergi tanpa kutahu pasti. Mungkin, inilah yang tersisa dalam lilin yang tak lagi menampakkan bentuknya. Namun harapan untuk menikmati cahayanya masih dapat kurasakan. Ya, lilin hati yang masih tersisa, menyala…. meskipun sinarnya begitu kecil.
Meski tak sempat kutiupkan lilin ini, bahkan nampak hancur tak berbentuk, panasnya lelehan itu masih membekas dalam rasaku. Perih, meninggalkan sensasi yang tak kunjung hilang. Angin… sampaikan sinarku.